Reiko sudah delapan tahun menikah, masih belum mempunyai anak, dan lima tahun lalu dia belum pernah berkencan dengan suaminya. Dia harus menggunakan jarinya sendiri setiap hari untuk memuaskan dahaga akan cinta dan melakukan masturbasi. Ibu mertuanya selalu menegaskan kepadanya bahwa dia tidak menginginkan menantu laki-laki yang tidak dapat menghasilkan cucu! Sementara itu, ia mengetahui suaminya sering pergi ke Sopland untuk bertemu wanita lain. Keesokan paginya, dia jatuh sakit dan tiba-tiba Shinji, anak seorang wanita di dekat rumahnya, datang untuk mengantarkan beberapa hadiah. Karena dia kepanasan, dia memakai bra dan piyama, jadi Shinji bisa melihat putingnya di dalam. Tiba-tiba kepalanya tiba-tiba jatuh ke tangan Riko Shinji. Anak laki-laki itu tidak bisa menahan godaan tubuh Reiko sehingga mereka berani memeluk, membelai, dan menyentuh tubuhnya. Meski mulutnya berkata “tidak”, tubuh Reiko merespons untuk memuaskan dahaga akan cinta yang tumbuh selama bertahun-tahun.
